Banten

Parlemen

Politik

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Olahraga

Calon Dewan

Nasional

Dunia

Gaya Hidup

Opini

Timnas AMIN: Pembangunan Giant Sea Wall Merusak Ekosistem Laut

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 13 Januari 2024 | 07:11 WIB
Timnas AMIN menyebut pembangunan Giant Sea Wall Merusak Ekosistem Laut. (Foto: Disway)
Timnas AMIN menyebut pembangunan Giant Sea Wall Merusak Ekosistem Laut. (Foto: Disway)

RMBanten.com - Jakarta - Membangun pemerataan terhadap 40 kota lebih baik dibandingkan dengan pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall.

Demikian disampaikan Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Ahmad Nur Hidayat di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Jumat (12/1).

"Saat ini Pak Anies akan konsisten memprioritaskan aspek pemerataan dibandingkan hanya bicara pesisir pantai utara," ujarnya.

Proyek tanggul raksasa, dijelaskan Ahmad Nur Hidayat itu justru akan menimbulkan kerusakan pada ekosistem laut dan pelestarian lingkungan.

"Saya kira ini ada banyak hal yang akan merusak ya dari proyek ini terutama adalah lingkungan,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, program tersebut juga akan menghilangkan potensi mata pencaharian nelayan tradisional di pesisir pantai.

"Kalau ada giant itu kan nelayan-nelayan kita yang tradisional yang harusnya bisa melaut kapanpun itu kan enggak bisa lagi leluasa, dia harus punya kayak tempat tempat khusus yang belum tentu dekat sama wilayah mereka,” ungkapnya.

Diketahui, tanggul itu sendiri dibangun dengan tujuan agar kawasan tersebut tidak tenggelam di tengah naiknya permukaan air laut.

Proyek tersebut sempat ditolak oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan pada saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 2018 lalu. Ahmad sependapat dengan keputusan Anies tersebut.

Ahmad menegaskan Jakarta tak perlu membangun program tersebut untuk menangani permasalahan banjir.

Menurutnya, permasalahan banjir bisa dikerjakan tanpa melalui Giant Sea Wall tersebut.

"Masalah upaya banjir kan bisa diselesaikan tanpa tanggul itu yang kedua Pak Anies melihat ini buang buang investasi. Kita bicaranya gak boleh satu sesi musim aja. Ketika musim kemarau itu semua turun gak boleh kita hanya membangun satu infrastruktur yang penggunaannya hanya untuk musim hujan untuk menangani banjir saja," demikian Ahmad Nurhidyat melansir laman Disway.id.rajamedia

Komentar: