Banten

Parlemen

Politik

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Olahraga

Calon Dewan

Nasional

Dunia

Gaya Hidup

Opini

e-Voting Berkemajuan! Zaki: Negara Belajarlah Dari Muhammadiyah

Laporan: Rizki Ahmad Suhaedi
Senin, 21 November 2022 | 12:47 WIB
Wartawan senior D Zaki Mubarok/Ist
Wartawan senior D Zaki Mubarok/Ist

RMBanten.com, Jakarta -  Inovasi Muhammadiyah menggunakan sistem electronic voting (e-voting) dalam pemungutan suara memilih calon anggota dan pimpinan Muhammadiyah sangat efektif, jujur dan jauh dari praktek-praktek money politik.

Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 sukses menghantarkan model kepemimpinan adem ayem, tidak gaduh dan gontok-gontokan.

Demikian disampaikan praktisi media yang juga wartawan senior Zaki Mubarok dalam perbincangannya dengan redaksi Raja Media Network (RMN), Senin (21/11).

Menuri Zaki, penggunaan sistem  e-voting  efektif meringkas waktu, meringkas biaya dan bisa jadi role model untuk negara dan lembaga-lembaga lainnya.

“Apa yang dilakukan Muhammadiyah bisa jadi contoh, terutama negara dalam menghadirkan pemimpin yang bersih dan jauh dari kecurangan," ujar Zaki.

Dalam pemilihan calon pimpinan Muhammadiyah kekhawatiran akan lamanya pemilihan karena jumlah pemilihnya ada 2.600 tidak terbukti.

"Hanya hitungan 3-4 jam peserta muktamar dan penonton  sudah selesai dan sudah ketahuan siapa calon dengan suara terbanyak," ujar Zaki.

"Pun dengan pemilihan lokal dan nasional, yang penting bangunan sistemnya sudah terbangun. Soal besar kecil populasi itu urusan teknologi membacanya," sambung Zaki.

Salah satu pendiri Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) itu mengatakan terobosan e-voting Muhammadiyah layak untuk dicontoh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pendapat bahwa teknologi e-voting belum layak diterapkan di Indonesia, kata Zaki kontraproduktif dengan menggaungnya negara dalam mengedepankan teknologi.

Zaki menyebut orang yang tidak suka pemilihan dilaksanakan dengan sistem terbuka dengan teknologi e-voting itu sejatinya disebut oligarki.

"Karena belum apa-apa sudah bilang belum siap, sementara sektor lain di luar e-voting teknologi jalan terus. Ini oligarki," ujarnya.

Untuk itu, lulusan Komunikasi Islam UIN Jakarta itu menyarankan negara, dalam hal ini parlemen (DPR RI), KPU, Presiden dan stakeholder lainnya belajar dari Muhammadiyah.

"Belajarlah dari Muhammadiyah yang mencerminkan Islam Berkemajuan menyongsong perkembangan jaman dengan teknologi, mempersiapkan e-voting dan e-counting untuk sistem pemilihan," demikian Zaki.rajamedia

Komentar: