Banten

Parlemen

Politik

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Olahraga

Calon Dewan

Nasional

Dunia

Gaya Hidup

Opini

BPOM Ungkap Pemasok Propilen Gikol, Ternyata Dari Negara Sebelah!

Laporan: RMN
Selasa, 01 November 2022 | 10:11 WIB
Kepala BPOM, Penny K Lukito/Net
Kepala BPOM, Penny K Lukito/Net

RMBanten.com, Kesehatan - Sumber pemasok bahan baku pelarut obat atau Propilen Glikol yang menjadi cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada obat sirup berhasil diungkap  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, bahan baku obat yang digunakan PT Yarindo Farmatama merupakan buatan Dow Chemical Thailand.

"Dow Chemical-nya sumbernya Amerika, tapi kalau ini Produsennya dari Dow Chemical Thailand. Perusahaannya sih multinasional besar," kata Penny dalam konferensi pers secara daring, ditulis Selasa (1/11).

Lebih lanjut, Penny menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan, penelusuran, dan pendalaman terhadap dokumen, karyawan, serta produksi oleh BPOM dan Bareskrim, PT Yarindo Farmatama membeli bahan baku produksi Dow Chemical Thailand dari distributor CV Budiarta.

"Dari distributor tersebut, BPOM menemukan serta mengamankan 64 drum Propilen Glikol produksi Dow Chemical Thailand dengan 12 nomor batch yang berbeda," ungkapnya.

Sementara itu, PT Universal Pharmaceutical Industries membeli bahan baku dari distributor lain, yakni PT Logicom Solution.

"BPOM juga telah melakukan penyitaan sebanyak 18 drum bahan baku obat dan sejumlah dokumen dari PT Universal Pharmaceutical Industries," terangnya. 

Ditegaskan Penny,BPOM akan mencari keterkaitan antar temuan-temuan tersebut dan melihat aspek legalisasinya.

Selain itu, BPOM juga berencana mempelajari dugaan unsur pemalsuan lantaran perkara ini menyangkut sebuah perusahaan farmasi.

Penny menyebut PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries telah memproduksi obat sirup mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di atas ambang batas.

"Obat yang mereka produksi diduga menjadi biang kerok gagal ginjal akut yang telah merenggut ratusan nyawa anak Indonesia lantaran kandungan cemarannya melebihi batas," jelasnya.

Cemaran kedua zat berbahaya itu, kata Penny bahkan mencapai 100 kali lipat dari yang ditentukan.

"Terbukti menggunakan etilen glikol 48 miligram per mililiter. Padahal syaratnya harus kurang dari 0,1 miligram. Ini kan hampir 100 kalinya," pungkasnya.rajamedia

Komentar: