Banten

Parlemen

Politik

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Olahraga

Calon Dewan

Nasional

Dunia

Gaya Hidup

Opini

Jokowi Merasa Heran, Jagung-Kedelai Bisa Tanam Sendiri Tapi Ini Masih Impor!

Laporan: Firman
Kamis, 28 April 2022 | 21:09 WIB
Presiden Joko Widodo/net
Presiden Joko Widodo/net

RMBanten.com - Komoditas pangan yang seringkali diimpor dari luar negeri menjadi keheran tersendiri Presiden Joko Widodo. Keheranan orang nomor satu di rebulik ini wajar mengingat kebutuhan pangan tersebut bisa ditanam sendiri.

Presiden Jokowi mencontohkan komoditas seperti Jagung, seharusnya Indonesia bisa memenuhi pasokannya di dalam negeri tanpa perlu membuka keran impor.

"Jagung masih impor, tanam jagung. Jagung di mana pun tumbuh, kenapa masih impor?," kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/4).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti komoditas Kedelai yang masih impor.

Menurut Jokowi, banyak daerah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia yang mampu menanam kedelai berkualitas.

"Kedelai kita juga masih impor. Padahal banyak daerah yang sesuai penanaman kedelai," ujar Jokowi.

Pendorongan pembatasan impor tersebut mengingat potensi belanja barang dan modal di yang ada di pemerintah pusat ada sekitar Rp 526 triliun, sedangkan di daerah mencapai Rp 535 triliun.

Jokowi mengingatkan kepada jajarannya di kabinet Indonesia Maju, belanja barang modal dan jasa harus diarahkan pada pembelian produk-produk dalam negeri.

"Saya ingatkan lagi potensi belanja barang dan modal di pusat itu ada 526 triliun di daerah ada 535 triliun," ungkap Jokowi.

"Artinya total sudah 1062 triliun, plus BUMN 420 ini angka yang sangat besar sekali di belanjakan untuk barang-barang impor," tambahnya.

Jokowi mengimbau untuk mengarahkan semua pembelian ke produk-produk dalam negeri dan agar mengupayakan untuk menghilangkan dan mengurangi sebanyak-banyaknya pembelian produk impor.

"Disaat yang bersamaan siapkan kapasitas produksi nasional kita, buat kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri," pungkasnya.rajamedia

Komentar: